MEMBUKA AIB PASANGAN HIDUP
Dari Abu Said Al-Khudri RA, Nabi SAW bersabda :
إِنَّ مِنْ أَشَرِّ النَّاسِ عِنْدَ اللَّهِ مَنْزِلَةً يَوْمَ الْقِيَامَةِ الرَّجُلَ يُفْضِي إِلَى امْرَأَتِهِ وَتُفْضِي إِلَيْهِ ثُمَّ يَنْشُرُ سِرَّهَا
Sesungguhnya termasuk manusia paling jelek kedudukannya di sisi Allah pada hari kiamat adalah laki-laki yang menggauli istrinya kemudian dia sebarkan rahasia ranjangnya.” [HR. Muslim]
Tidak ada keluarga yang sempurna namun tidak ada kesempurnaan tanpa keluarga. Itulah kata-kata penutup dari host ternama di sebuah acara kuis tv swasta. Ya, memang demikianlah tidak ada keluarga yang sempurna. Dengan menyadari hal ini maka setiap pasangan haruslah saling menjaga dan merawat kepercayaan, menjaga aib pasangan dan keluarganya sebagaimana ia tidak membuka aibnya sendiri kepada siapapun.
Hadits di atas pada dasarnya melarang suami membicarakan rahasia istrinya di atas ranjang namun sebenarnya dipahami bahwa larangan ini berlaku juga kepada istri. Setiap pasangan janganlah menyebar aib pasangannya kepada orang lain. Banyak istri memiliki kebiasaan curhat kepada teman kerja atau sahabat bahkan ada yang mengobral aib pasangannya melalui sosial media. Secara sadar atau tidak, hal ini akan membuat masalah semakin keruh dan runyam serta sulit diuraikan bahkan tak jarang mendatangkan keretakan rumah tangga.
Menjelek-jelekkan keadaan pasangan dan keluarga di hadapan orang lain adalah hal yang tercela. Hal ini sebagagaimana penilaian Nabi Ibrahim AS dalam Hadits Bukhari berikut. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa setelah Hajar meninggal dunia lalu Ismail menikah. Kemudian Ibrahim yang tinggal di syam menjenguk keadaan ismail di mekkah. Ibrahim pun tiba di sana dan dia mendatangi rumah Ismail. Ibrahim berkata kepada istrinya, ”Dimana suamimu?” wanita itu menjawab, ”Tidak ada di sini, dia sedang pergi bekerja.” Ibrahim bertanya tentang kondisi keluarganya. Wanita itu menjawab dan megadukan keadaaannya yang hidup dalam keadaan serba sulit : ”Kami dalam situasi yang buruk, kesulitan ekonomi” Ibrahim berkata,
فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَقُولِي لَهُ يُغَيِّرْ عَتَبَةَ بَابِهِ
”Jika suamimu datang maka sampaikan salam kepadanya dan katakanlah,’Hendaklah dia merubah ambang pintunya!.
Tak lama kemudian Ismail pulang dan dia merasa ada sesuatu dan berkata kepada istrinya, ”Apakah ada seseorang yang datang?” Istrinya menjawab, ”Ada seorang kakek yang datang dan tanya tentang keadaanmu, dan menanyaiku tentang kondisi keluarga dan aku jawab bahwa kami dalam keadaan sulit. Apakah ada pesan yang dikatakan orang itu kepadamu?” Istrinya menjawab, ’Ya, Dia mengatakan kepadaku, ”Sampaikan salam kepada suamimu dan katakanlah kepadanya,’Hendaklah dia merubah ambang pintunya.” Ismail menjawab :
ذَاكِ أَبِي وَقَدْ أَمَرَنِي أَنْ أُفَارِقَكِ الْحَقِي بِأَهْلِكِ
“Orang itu adalah ayahku dan ia telah memerintahku untuk mentalakmu. Kembalilah kau ke keluargamu”
lalu Ismail menjatuhkan talak kepadanya. Setelah itu Ismail menikah lagi dengan wanita yang lain.
Kemudian dalam jangka waktu yang dikehendaki Allah, Ibrahim datang kembali untuk menemui keuarga ismail namun dia tidak mendapatkan Ismail hingga akhirnya dia mendatangi istri Ismail lalu bertanya kepadanya tentang Ismail. Istrinya menjawab, “Dia sedang pergi mencari nafkah untuk kami.” Lalu Ibrahim bertanya lagi, “Bagaimana keadaan kalian?” Dia bertanya kepada istrinya Ismail tentang kehidupan dan keadaan hidup mereka. Istrinya menjawab, “Kami selalu dalam keadaan baik-baik saja dan cukup.” Istri Ismail juga memuji Allah. Ibrahim bertanya, “Apa makanan kalian?” Istri Ismail menjawab, “Daging.” Ibrahim bertanya lagi, “Apa minuman kalian? Istri Ismail menjawab, “Air.” Maka Ibrahim berdoa,
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَهُمْ فِي اللَّحْمِ وَالْمَاءِ
“Ya Allah, berkahilah mereka dalam daging dan air mereka.”
Ibrahim selanjutnya berkata,
فَإِذَا جَاءَ زَوْجُكِ فَاقْرَئِي عَلَيْهِ السَّلَامَ وَمُرِيهِ يُثْبِتُ عَتَبَةَ بَابِهِ
“Jika nanti suamimu datang, sampaikan salam dariku kepadanya dan perintahkanlah dia agar menetapkan ambang pintu rumahnya.” Ketika Ismail datang, dia berkata, “Apakah ada orang yang datang kepadamu?” Istrinya menjawab, “Ya. Tadi ada orang tua dengan penampilan sangat baik datang kepada kita” istrinya memuji orang tua tersebut. Dia bertanya kepadaku tentang kamu, maka aku terangkan lalu dia bertanya kepadaku tentang keadaan hidup kita, maka aku jawab bahwa aku dalam keadaan baik.” Ismail bertanya, “Apakah orang itu memberi pesan kepadamu tentang sesuatu?” Istrinya menjawab, “Ya.” Dia memerintahkan aku agar aku menyampaikan salam darinya kepadamu dan berpesan agar kamu mempertahankan palang pintu rumahmu.” Ismail berkata,
ذَاكِ أَبِي وَأَنْتِ الْعَتَبَةُ أَمَرَنِي أَنْ أُمْسِكَكِ
“Dialah ayahku dan palang pintu yang dimaksud adalah kamu. Dia memerintahkanku untuk mempertahankanmu.” [HR Bukhari] Wallahu A’lam. Semoga setiap kita diberi kekuatan oleh Allah untuk tidak membuka aib pasangan kita sebagaimana kita kuat untuk menutup aib-aib kita sendiri.
No comments:
Post a Comment